Kumpulan Puisi

PUISI CHAIRIL ANWAR

MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
Serang
Terjang

DERAI DERAI CEMARA

Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini

Hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

1949

PUISI CINTA

RUANG KHAYAL

Kali ini malam merangkak tanpa bintang
Hanya bersenandung ria bersama sunyi
Angin berbisik lirih perihal hati
yang terkoyak sepi

Terjebak aku diruang khayal
Berhalusinasi pada sosok yang tak kukenal
Lelah aku menerawang;
namun nyatanya ia hanyalah sebuah bayang

Bayang yang selalu menghampiriku
bersama rindu yang terus mengiba
Bahkan, terkadang ia menjelma bahagia
namun bisa pula duka nestapa

Apa selama ini hadirmu memang semu?
Pasrah aku pada sebuah pengharapan
akan kebahagiaan, yang tak berkesudahan
meski telah berkali-kali aku semogakan

MEMOAR KERINDUAN

langkah merangkak begitu senyap
asaku menguap, terhapus lalu-lalang tangis yang menolak henti barang sejenak
dan di antara rintik rindu yang berkeretap
aku menemukanmu
dalam genggam harap yang telah menjadi retak

dalam detak waktu yang melaju begitu pesat
ku melihat kau, seperti bersiap
menolak ‘tuk kembali, dan
berlalu meninggalkan jejak-jejak rindu,
yang masih menetap pada ruang tengkorak
meski sesekali ia mengawang-awang
dan bergejolak

selimut langit telah diturunkan
mentari mengalah pada gugusan awan yang menghadirkan jingga
pada tepi cakrawala
mengantar resah doa-doa kembali pada ranjang raya
memulangkan segala kenang tetap terlelap di dalam jiwa

tentang segala rasa,
yang masih tertinggal pada tiap jengkal semesta
berputar dalam hingar bingar celoteh sang camar
bersama awan-awan pengiring ia menujumu; meski terlihat samar
menyampaikan bergumpal riuh tanya

akankah ia kembali pada pelukmu, yang pernah menjadi rumah?

PUISI GALAU


Puisi Tak Berujung
Oleh Syifa Rosaliya
Ada sesak saat ku baca sebuah tulisan
Ingat irama janji yang kau ucap
Malam kemarin, saat hati masih bisa kau rayu
Aku beri pamit, kau tolak mentah
Kelam malam, lebih kelam hatiku
Yang teriris lebih dari sering
Ah, aku bosan menangis
Apalagi harus mengemis padamu
Aku diam saja
Melihat wayang yang berskenario hebat
Aku menertawakan lukaku
Tiada lagi, kau beri duri padaku
Mengapa kau ucap manis padaku
Jika yang lebih manis kau janjikan padanya
Tak cukupkah dengan cintaku saja
Atau kau sengaja menjadi dalang keperihan ini
Menyisir sepanjang pantai
Tak ku lihat kau mengikutiku
Sampai ini kah perjuangan mu padaku
Tak sebalas dengan yang aku lakukan padamu
Mana mau kau dengan wanita sepertiku
Malu kau bawa aku, kenalkan pada temanmu
Tiada lagi, Kau pasti tidak mau
Jika kau mau, Kau tentu pilih aku
Kau lupa setia yang kau janjikan
Tidak seperti ini yang mengerikan
Kau ingat, namun kau lebih ingat pada raut wajahnya
Aku, lupakan saja....
Jika ku tuliskan kecewaku malam ini
Sampai pagi suntuk pun tidak cukup
Sekalipun dengan beribu maaf
Puisi ini tak akan berujung

Kurelakan Kau Bersamanya

Oleh Satya Zulfiqar Ipnu

Terbangun aku dari mimpi indah ini
Berjuta makna ku kumpulkan dalam sanubari
Berusaha menghayati tiap-tiap kenangan bersamamu
Di saat terakhir kita bersua

Sulit bagiku melepas bayangmu yang hendak berlalu
Nyanyian pilu mengiringi tiap-tiap langkahmu
Segala rindu ku tak mampu terobati
Karena kau telah jauh pergi tinggalkan rasa abu-abu

Duhai kasih,betapa ku ingin menahan mu tuk selalu berdiri disampingku
Duhai cinta,tak ingin aku menaruh noda dengan dalam dada

Ku lepas segala cinta ku
Ku bahagia melihatmu tersenyum
Walau itu bukan untuk ku
Walau itu bukan atas cintamu pada ku

Kini kau telah bersamanya
Meniti kehidupan di dunia fana
Aku senantiasa selalu berdoa
Aku senantiasa bertanya kabarmu atas nama cinta

Biarkan aku tetap sendiri
Tetap berdiri tegak diatas bahagiamu
Cinta ku tak pernah luntur
Cinta ku murni padamu

Akan aku tunggu kau di surga ku
Menjadi bidadari ku dan kebahagiaan ku
Selamanya aku akan sendiri
Setia menanti satu cinta yang abadi dan sucisuci

PUISI IBU

Takkan Tergantikan

Oleh Rahhma Namida

Bunda...
Ditengah dinginya malam
Engkau bertarung
Membelai lembut peri kecilmu
Dengan kehangatan kasihmu
Tak pernah kau biarkan jerit tangis menggodanya
Lalu berbisik lirih
"Tenang nak,IBU menjagamu"

Bunda...
Akuah peri kecilmu
Hati ini kian menangis perish
Saat memory itu menguapi pikirku
Rinduku padamu
Jua semua tentangmu

Bunda...
Jika saja aku dapat berhati emas seperti engkau
Andai aku dapat menahan pekik Lara ini
Andai aku dapat tersenyum setiap saat
Tanpa kupedulikan perih hati ini
Semua pasti terasa sangat Indah

Bunda...
Maafkan putrimu ini
Yg terlampau sering mengecewakanmu
Biarkan aku pergi
Dengan kehidupan terjal
Agar dapat setangguh hatimu
Hingga tiba masanya
Kembali ke pangkuanmu
Lelap dalam usapan lembut tanganmu
Mendengar dendang merdumu
Jua cerita haru biru nan syahdu

Bunda...
Jangan pernah memintaku kembali
Sebelum aku mampu
Menghadiahkan kerudung sutera
Cincin berlian
Dan setetes saja airmata

"Aku merindukanmu,bunda...

Kisah Manis Yang Tertulis Bersamamu (Ibu)

Oleh Fitria

Kisah hidupku tak seindah saat bersamamu
Ketika kau memberikan satu cahaya cinta yang tak terganti
Kau yang memberikan sejuta warna di kehidupanku
Hingga ku dapat merangkai cerita manis bersamamu

Ibu...
Dirimu yang selalu memberikanku semangat hidup
Membuatku ingin terus alami satu kisah manis yang tertulis
Yang tak akan pernah hilang sampai kapanpun
Karena ku ingin menulisnya dengan kasih yang ku miliki

Ibu...
Aku ingin kau yang selalu ada di sampingku
Ketika ku menangis ataupun tersenyum
Ku ingin kau selalu bersinar dengan cinta tulusmu
Karena ku tak mampu menopang hidup tanpa sinar cintamu

Ibu…
Impianku adalah kelak dapat berkumpul bersamamu di Syurga Illahi
Tersenyum tanpa ada yang tersakirti
Bahagia tanpa adanya air mata yang melukai hati
Dengan penuh keridha’an Illahi

PUISI ISLAMI

Doa Sehelai Daun Kering
Pengarang: Emha Ainun Najib

Janganku suaraku, ya 'Aziz
Sedangkan firmanMupun diabaikan
Jangankan ucapanku, ya Qawiy
Sedangkan ayatMupun disepelekan
Jangankan cintaku, ya Dzul Quwwah
Sedangkan kasih sayangMupun dibuang
Jangankan sapaanku, ya Matin
Sedangkan solusi tawaranMupun diremehkan
Betapa naifnya harapanku untuk diterima oleh mereka
Sedangkan jasa penciptaanMupun dihapus
Betapa lucunya dambaanku untuk didengarkan oleh mereka
Sedangkan kitabMu diingkari oleh seribu peradaban
Betapa tidak wajar aku merasa berhak untuk mereka hormati
Sedangkan rahman rahimMu diingat hanya sangat sesekali
Betapa tak masuk akal keinginanku untuk tak mereka sakiti
Sedangkan kekasihMu Muhammad dilempar batu
Sedangkan IbrahimMu dibakar
Sedangkan YunusMu dicampakkan ke laut
Sedangkan NuhMu dibiarkan kesepian
Akan tetapi wahai Qadir Muqtadir

Wahai Jabbar Mutakabbir
Engkau Maha Agung dan aku kerdil
Engkau Maha Dahsyat dan aku picisan
Engkau Maha Kuat dan aku lemah
Engkau Maha Kaya dan aku papa
Engkau Maha Suci dan aku kumuh
Engkau Maha Tinggi dan aku rendah serendah-rendahnya
Akan tetapi wahai Qahir wahai Qahhar
Rasul kekasihMu maíshum dan aku bergelimang hawaí
Nabi utusanmu terpelihara sedangkan aku terjerembab-jerembab
Wahai Mannan wahai Karim
Wahai Fattah wahai Halim
Aku setitik debu namun bersujud kepadaMu
Aku sehelai daun kering namun bertasbih kepadaMu
Aku budak yang kesepian namun yakin pada kasih sayang dan pembelaanMu

Di Batas Terang Cahaya Lilin
DEWI MARWANTI
Di batas Terang Cahaya Lilin
Melayang
Semakin meninggi
Terbawa angin
Menuju langit terjauh, ditenggelamkan sinar bulan
Di batas terang cahaya lilin . . .
Tertegun menyembah maha hadir
Tersungkur sujud yang semakin dalam
Rengekan dari mulutku, Rabbi
Ribuan kali memanggil-manggil namamu
Kosong melompong . . .
Tak ada tubuh dalam diriku, aku tak bertubuh
Tak ada pikiran dalam otakku, aku tak berotak
Tak ada rasa dalam hatiku, aku mati rasa
Aku berpakaian terasa tertelanjangi
Aku bernafas terasa tertahan
Aku merdeka terasa terkepung
Ya, aku ditelanjangi, ditahan, dikepung dosa-dosa
Dosa yang semakin bertumpuk
Rabbi! Rabbi! Rabbi!
Malam semakin mengembun saja
Kutawar adanya pagi, gulita tak kunjung berganti rupanya
Ah sudahlah!
Biarkan zikirku sejenak merayap
Merasuk, menguak, membelah
Akan kutuliskan kerinduan dalam sisa terang cahaya lilin
Akan kupintal do’a-do’a di tengah kehadiranmu dalam raga
Di batas terang cahaya lilin. . .
Tengadah tanganku menjulang tinggi
Mata terpejam
Helaan nafas bersahutan seirama nyanyian dzikir
Dalam luapan dzikir yang semakin bergairah
Layaknya aku menjadi juliet hanya milik romeo
Aku menjadi hawa hanya milik adam
Aku menjadi laila hanya milik majnun
Dan aku hanya menjadi milikmu, selamanya

PUISI KAHLIL GIBRAN

Z
Siapakah yang pulang dengan langkah masai
menyandang duka Adam yang pertama
mengempang arus sungai, membadung nasibnya?

Iakah itu pelancong tak bernama.
Menyusur semenanjung tenggara
istirah ke sini. Menawarkan senja dalam desau prahara
setelah lelah mengedangkan jaring nasib melawan bencana

Siapakah masih mengaliri aku, o, sungai derita
rakit-rakit sarat biduk-biduk dan tongkang, detak jantung luka
memeram musim memberat mengimpikan birahi pada pulungnya
lakah itu yang menggedor pintu dan jendela
malam-malam begini. Dukakah itu duka dunia
menyusur sungaiku yang terus mengaliri dasar jiwa

Siapakah yang pulang dengan langkah masai
menyandang duka Adam yang pertama
mengempang arus sungai, membadung nasibnya?
1974

PERJALANAN INI
Perjalanan ini
menyusuri langsai-langsai kehidupan
menyusuri luka demi luka
menyusuri gigiran abad padang-padang lengang
menyusuri matahari
dan lautan abadi dahsyat sunyi

Perjalanan ini
menyusuri pantai sukma demi sukma
menyusuri geliat urat-urat hari
menyusuri dasar telaga lembah jiwa
dan tanah hitam coklat merah
sepanjang rentangan tali benang-benang nurani

Perjalanan ini
menyusuri perigi dunia terik kering
adalah jiwa kita yang lelah

Perjalanan ini
menyusuri bumi pahit manis dan langit asing
adalah kita yang sempoyongan menyandang berjuta beban

Perjalanan ini
menyusuri hutan bentangan sepi bentangan api
adalah kita yang menyandang luka dan seribu jalan
adalah kitayang mendukung senja dan sejuta salib
hitam
1974

PUISI KORRIE LAYUN RAMPAN

DI TENGAH GALAU RIUH RENDAH ABAD INI
Aku terbanting atas lantai kehidupan
Karena beban seribu jalan
Sukmaku yang gelisah resah
Merangkai sajak tak tersua
Sementara tangan tegang kaku menyandang sunyi
Membusur panah ke jantung waktu
Cintaku yang perih dalam pusat pusaran segala rindu

Memang laut-Mu teramat dalam terduga segala cinta
Dataran lekang kemarau menunggu waktu demi waktu
Adakah kita mampu menyimak segala rahasia
Yang bermain antara gelap dan denyar cahaya?

Adalah semuanya berpulang kepada janji, kepada sunyi
Cinta yang memahat-mahat setiap bait abadi
Bagai hujan yang setia mencuci lantai bumi
Menyelesaikan sebait puisi

Aku terbanting di atas lantai kehidupan
Rebah di tengah galau riuh rendah abad ini
Dan luka-luka
1974

SANG WAKTU PUN TERBANGUN
Sang waktu pun terbangun dengan 100 matahari
Dan kucuran darah dari nganga liang-liang luka
Ketika ludah-ludah dunia yang amis
Jatuh rimis pada wajah-wajah kita yang terbakar

Sang waktu pun terbangun dalam angin runcing
Dalam suara gaib lorong-lorong hampa dan bahana cahaya
Ketika kapal-kapal kita pun merapat di dermaga luka
Dari suatu petang entah di mana

Sang waktu pun terbangun dengan 1000 bianglala
Dan nanah-nanah darah Semesta
Karena 29 anak panah
Merobek rahim jantung lukanya

Sang waktu pun terbangun dalam erangan ombak-ombak dunia
Dalam bayang bulan hitam ketika mega jatuh senja
Sang waktu pun terbangun dalam rabu dan nyali kita
Ketika bahana terakhir menikam dinding-dinding sukma semesta
Ketika di meja sebuah kitab terbuka siap dengan daftar nama-nama
1973

PUISI KEINDAHAN ALAM

Sang Bulan Mengusap Lukaku

Senyuman manis sang bulan menyapaku..
Begitu indah mekarkan suasana hatiku..
Sejenak kuterdiam termangu..
Memandang indahnya yang tak pernah jemu..

Sinarmu terpancar mengusir gelap..
Menembus malam hadirkan terang..
Kunikmati cahayamu hangatkan malamku..
Bahagiakan rongga hati ini yang tersinari..

Bulan.. belailah jiwaku ini..
Yang begitu tegang menjalani hari..
Usaplah sesaknya asmara di dada ini..
Keringkanlah luka menganga dihati ini..

Bulan.. memandangmu membuatku mengerti..
Bahwa keindahan tak harus selalu didekati..
Bahwa keindahan tak harus selalu dimiliki..
Namun hanya untuk sekedar di pandang dan dikagumi..

Senja Yang Indah


Keemasan cahaya di cakrawala
Di ufuk barat saat hari mulai senja..
Terbelalak mata saat memandangnya
Keindahan dari sang maha pencipta..

Sang surya bersiap untuk tenggelam
Menjemput mesra ketenangan malam..
Meneguk cahaya dalam-dalam
Menyempurnakan keindahan malam..

Lembayung indah tampak kekuningan
Gradasi warna bagaikan lukisan..
Di sudut langit yang tipis berawan
Hiasan terbesar sepanjang zaman..

PUISI LINGKUNGAN

Tangan Kehidupan

Terhampar luas tenang didaratan
Bersinar terang dalam setiap pemandangan
Berdiri kokoh diatas kedamaian kehidupan
Itulah dia sang permadani alam

Bunga-bunga bermekaran tanpa tau mengapa
Sungai mengalir lembut tak merasa kalut
Konten indah ini bagian dari rencana Tuhan
Untuk memperindah setiap insan kehidupan

Pelukan cinta bersama senyuman ceria
Membuat hidup terasa lebih berharga
Jika semua orang mau mengulurkan tangan
Niscaya hidup ini terasa indah dan bermakna

Sentuhan Sang Angin

Bergerak lembut jamah setiap sisi tubuh
Tidak ada yang tau darimana mereka berasal
Datang tiba-tiba, perginya pun suka-suka

Terbang kesana-kemari sesuka hati
Tak dapat dikejar walau sudah berlari
Tak terlihat namun dapat dirasa
Bangkitkan ketenangan dalam jiwa

Tanpa dirinya tidak akan ada kehidupan
Tidak akan ada alunan simfoni alam
Tidak akan ada pergerakan
Semuanya diam tak bermakna apa-apa

Tuhan ciptakan hembusan angin
Namun entah kemana dia akan pergi
Tak usah dicari karena dia pasti datang
Sambutlah dengan diam
Nikmati momen kebersamaan
Dalam sentuhan angin disetiap kehidupan

PUISI MOTIVASI

Inilah Aku

Oleh Usni Tarmizi

Seperti yang diberikan tuhan untukku
Berjalan walau diderasnya hujan
Bertebuh dibawah atap orang
Mengisi dengan syarat mengeluarkan

Walau berlebihnya mereka aku ditempatkan
Namun hati sadar aku darimana datangnya
Ketahuilah aku datang di sebuah rumah kecil
Dan masih dikalangan derajat yang rendah

Sebuah cemoohan untukku
Aku anggap itu pujian yang indah
Mereka tak mengetahui hanya tuhan yang tahu
Mereka menyalahkan sebagian membenarkan

Dan saat itu aku menatap langit
Aku meminta dua kekuatan perkasa
Dan saat itu aku memeluk bumi
Abadikan ketabahan dan keteguhan jiwa


Kotak Harapan

Oleh Almarizti H

Setiap hari, penuh dengan harapan
Harapan itu mewarnai dan menyinari dunia ini
Seperti pelangi yang mewarnai langit
Dan matahari yang menyinari bumi ini

Andai kata harapan itu lenyap,
Hidup terasa susah
Hidup terasa suram
Hidup akan terasa tak berwarna

Kita harus berharap setinggi mungkin
Kita harus berharap sebanyak mungkin
Kita harus berharap sedalam mungkin

Harapan itu, berasal dari dalam kotak kecil
Yang kecil tapi bermakna
Kotak harapan yang berguna bagi semua orang
Kotak itu, bernama otak

Kotak harapan yang dapat mengubah dunia
Kotak harapan yang tak ternilai
Janganlah berhenti berharap
Karena harapan membuat kita sukses

PUISI PAHLAWAN

Untuk Pahlawan Negriku

Untuk negriku...
Hancur lebing tulang belulang
Berlumur darah sekujur tubuh
Bermandi keringat penyejuk hati

Ku rela demi tanah airku
Sangsaka merah berani
Putih nan suci
Melambai-lambai di tiup angin
Air mata bercucuran sambil menganjungkan do'a
Untuk pahlawan negri
Berpijak berdebu pasir
Berderai kasih hanya untuk pahlawan jagat raya
Hanya jasamu yang bisa ku lihat
Hanya jasamu yang bisa ku kenang
Tubuhmu hancur lebur hilang entah kemana
Demi darahmu...
Demi tulangmu...
Aku perjuangkan negriku
Ini Indonesiaku

Pupus Raga Hilang Nyawa

Napak tilas para pahlawan bangsa
Berkibar dalam syair sang saka
Berkobar dalam puisi indonesia
Untuk meraih Cita-cita merdeka

Napak tilas anak bangsa
Bersatu dalam semangat jiwa
Bergema di jagat nusantara
Untuk meraih prestasi dan karya

Merdeka...
Kata yang penuh dengan makna
Bertahta dalam raga pejuang bangsa
Bermandikan darah dan air mata

Merdeka...
Perjuangan tanpa pamrih untuk republik tercinta
Menggelora di garis khatulistiwa
Memberi kejayaan bangsa sepanjang masa

Merdeka...
Harta yang tak ternilai harganya
Menjadi pemicu pemimpin bangsa 
Untuk tampil di Era dunia

PUISI PENDIDIKAN

Apa Kabar Pendidikan Negeriku
Dian Hartati

Sampai kini saya tidak tahu
Apakah titel sarjana nan dibangga-banggakan ayahku dulu
Dapat menyambung lambungku, istriku dan anak-anakku
Tujuh Belas tahun sudah segudang uang di lumbung keringat ayah-ibuku
Kuhabiskan di meja pendidikan
Namun saya tetap tidak mampu memberi anak-anakku sesuap makan

Tujuh belas tahun sudah kuhabiskan waktuku di ruang gerah sekolah dan kuliah
Namun tidak memberiku otak brilian dan keterampilan nan sepadan
Aku hanya terampil menyontek garapan temanku
Aku hanya terampil membajak dan menjiplak karya negeri orang

Aku terampil mencuri ide-ide bukannya mencipta
Apa kabar pendidikan negeriku
Adakah kini kau sudah berbenah
Sehingga anak cucuku akan bisa merasai sekolah nan indah
Dan masa depan nan cerah?

Pahlawan Pendidikan

Jika dunia kami yang dulu kosong
tak pernah kau isi
mungkin hanya ada warna hampa, gelap
tak bisa apa-apa, tak bisa kemana-mana
tapi kini dunia kami penuh warna

Dengan goresan garis-garis, juga kata
yang dulu hanya jadi mimpi
kini mulai terlihat bukan lagi mimpi
itu karena kau yang mengajarkan
tentang mana warna yang indah
tentang garis yang harus dilukis
juga tentang kata yang harus dibaca

Terimakasih guruku dari hatiku
untuk semua pejuang pendidikan
dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa
dengan pendidikanlah nasib kita bisa dirubah

Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin
hanya ucapan terakhir dari mulutku
di hari pendidikan nasional ini
gempitakanlah selalu jiwamu wahai pejuang pendidikan Indonesia

PUISI PERJUANGAN

Tak Bisakah Aku?

Oleh Rahimatus Sania

Aku terdiam lagi
menghitung seberapa banyak air mata yang jatuh
tidak kah Kamu pernah berpikit kalau Aku pun juga ingin bahagia
tapi aku hanya hancur
terus hancur

dirumpun yang bergoyang
aku mencari letak tawa
tapi yang ku dapat hanya luka
Melaskari ku dalam tangis tak henti

Aku tak bisa bebas
Aku ingin mematahkan peraturan
dan menjadi diri ku yang lain
Tidak bisa kah Aku?

Ku tatap jemari gemetar ini
Aku ingin melangkah maju
merajut jalinan yang pernah hancur
dan menjadi diri ku yang lain
Tidak bisa kah Aku?

Ku buka pintu laksana bahtera
namun kejora nya hanya jatuh lagi dan lagi
dan menjadi diri ku yang lain
Tidak bisa kah Aku?

Sekali Mengudara, Tetap Jaya Di Udara

Oleh Euniek Pakiding

Alunan kata-kata
Ciptakan sebuah maksud
Melodi-melodi lagu
Terdengar menyapa hati
Hanya terdengar maksud kata
Dalam komposisi sapaan lagu-mu
Menghibur, bahkan mengisi harmoni kehidupanku
Perpaduan bunyi-bunyi itu beserta kata
Bergema dalam sebuah tempat

Al-hasil… senyuman pun
Tak mampu mengekspresikannya

Aku mengudara…
Aku berbicara…
Bantuan musik memaksimalkan style-ku
Hadir di udara, tanpa harus terlihat
Tapi dunia riang menyambut
Sebut aku frekuenzi megahertz
Mengantar gelombang sinyal radio
Ditangkap oleh dunia hiburan
Didengar indera telinga yang kreatif
Untuk jadi motivasi melangkah
Kini aku mengudara lagi
Dan aku akan tetap berada di udara
Mencapai titik tinggi yang di sebut jaya
Maka kini aku berkata:

Sekali mengudara, akan tetap jaya di udara
Bersama sang inspirasiku

PUISI PERPISAHAN

"Kisah Yang Sirna"
Karya: Muhammad Ridwan Na'im

Dalam kesendirian,
Terlukis raut wajah penyesalan.
Aksara berhamburan.
Hati kian membisu dalam kehampa'an.

Terbius aku dalam sepi.
Menatap kelam tanpa arti.
Terhempas diriku saat berlari
Mengejar angan dan mimpi-mimpi.

Lupakanlah puisi indah yang telah tercipta.
Biarkanlah baitnya lenyap seiring masa.
Ma'afkan aku dengan segala ego yang ada.
Sehingga kini telah tercipta kisah yang sirna.

"Perpisahan"

Aku belajar dari sang rembulan
Yang selalu setia menyinari langit malam dengan cahayanya
Walau awan menyapa kelam
Walau bintang terlihat suram

Seperti aku yang mdncintaimu dari balik kegelapan
Menjagmu di balik bayangan
Tersembunyi,tanpa pernah kau tau
Aku akan tetap menjagamu dalam bentangan sayapku

Ku maknai arti cinta dalam renungan
Cinta bagiku adalah ketulusan
Mengihlaskan saat cintamu bukan lagi milikku
Dan melepaskanmu,saat kau tak lagi bahagia bersamaku.

PUISI RAYHANDI

Bambu Runcing

Di ujung bambu tajam menyikat
Mengoyak musuh hingga ampun
Di bilah tajam sakit mencekat
Siap siaga menelan musuh

Ujung bambu jadi saksi
Hitam rasa menyakit
Mengusir iblis dengan nyawa
Tanpa takut tanpa gentar

Rasa cinta tanah air
Menyatu di darah merah
Mengakar di tulang putih
Menguasai nafas

Mereka berjuang hingga raib
Bercerai dengan raga
Untuk bumi garuda
Untuk indonesia raya

Mereka mati dengan hormat
Memperjuangkan secerut kebebasan
Yang terenggut durjana
Untuk satu kemerdekaan.

Terbanglah Indonesia

Terbanglah indonesia
Terbang ke langit bebas
Gapai bintang hingga jauh melambung
Tunjukkan pada dunia merah putihmu

Terbanglah indonesia
Takkan ada yang bisa mengikatmu
Juga mengurungmu
Kita bukan jangkrik di dalam kotak
Kita bebas merdeka

Terbanglah indonesia
Terbanglah kemana kau ingin terbang
Lihatlah kemana kau ingin lihat
Cintailah apa yang kau ingini
Kebebasan bersandar di raga kita
Karena kita merdeka

Terbanglah indonesia
Dunia harus tahu indonesia bangsa yang hebat
Bangsa yang menghargai perdamaian
Tapi bukan berarti bisa diam jika kebebasan kita di renggut
Takkan kita biarkan hak kita di injak injak.

Terbanglah indonesia
Di ujung samudera kedamaian kita memuncah
Berdiri di atas gunung
Kita jaga laut kita kita jaga bumi kita
Takkan kita biarkan indonesia hancur kembali
Karena indonesia sudah merdeka di tahun empat lima.

PUISI ROMANTIS

Mendapati Kau Tersenyum

Oleh Lia Nurun Nissa

Aku adalah sosok bayangmu
Tak bisa kau gapai, tapi selalu ada di belakangmu
Mungkin bukan diriku
Tapi ingatanku yang tak pernah berlalu

Kita tak pernah saling menyapa
Namaku saja apa kau mengetahuinya?
Namun senyumu seakan berisyarat tentangku segala kau ketahui

Aku baik mengenalmu
Aku selalu mencari tau
Ya, itu aku
Yang tak lepas sedetikpun atas namamu

Aku rela mebuang ribuan tahun untuk satu hari yang berharga itu
Biarlah semua bahkan diriku membenciku
Aku tidak akan pernah mati walau kau siapa membunuhku
Untukmu
Bahkan jika esok bertemu
Biarkan aku berdarah berluka hanya untuk mendapati kau tersenyum padaku

Cinta Tanpa Pengakuan

Oleh : Satya Zulfiqar Ipnu

Terkadang ingin ku katakan padamu
Akulah yang melakukan semua untukmu
Namun aku tak sanggup melakukannya padamu
Karena aku takut akan mengurangi nilai kadar cintaku padamu

Meskipun kamu tak menyadari betapa aku sangat memperhatikanmu
Meskipun kamu selalu membanggakan kehebatan sahabat-sahabatmu
Aku tak mengapa,aku melakukan semua dengan sembunyi-sembunyi
Karena cinta ku akan bernilai tinggi jikalau aku tak mengungkitnya dihadapanmu

Sampai kamu menyadari bahwa semua itu dari aku
Kebahagiaan yang kamu dapat karena ada aku disisimu
Saat tiba waktunya,kau akan bisa membedakan antara aku dan sahabatmu
Antara ketulusan dan kebutuhan semata

Kau sering merendahkanku dihadapan mereka
Seolah aku pasangan yang selalu tak peduli padamu
Dalam diamnya bibirku,aku kerjakan semua keperluanmu
Kau tak pernah tau soal itu,aku lakukan sebagai kewajiban ku padamu

Bisa saja aku katakan padamu,namun untuk apa
Percuma saja,demi cinta tak perlu aku katakan
Cinta tak butuh pengakuan,tetapi cinta butuh kenyataan
Nyata dalam tindakan,walaupun kau tak pernah merasakan sebuah pengakuan

Aku ingin rasa itu muncul dari hatimu sendiri
Sebuah pengetahuan atas keikhlasan yang hakiki
Dan menjaga nilai cintaku padamu tetaplah yang tertinggi
Aku percaya suatu saat nanti kau pastilah akan mengerti

PUISI SAHABAT

Ingat Aku Sahabat

Oleh Muhammad Ayub Qodri

Sahabat ..
Kau lebih dari obat
Saat ku larut dalam masalah
Ku kenang kau sebagai pahlawan
Yang telah menyelamatkan ku dari kesedihan
Sahabat ..
Kau bagai peri kecil di tidur ku
Menemani malam malam ku
Kau bagai pelangi di tengah hujan
Menemani ku di saat sedih
Namun kini aku benar benar sendiri
Tanpa peri atau pun pelangi
Menemani malam malam sunyi
Karena waktu yang membuat begini
Demi masa depan dan harga diri
Kita berpisah dengan Sedih
Sahabat ..
Ingat lah aku walau kau jauh
Sebut nama ku kalau kau rindu
Pengang janji ku kepada mu
Untuk dapat bersama di lain waktu
Merendah hari esok
Tanpa mu
Dan kehadiran mu walau dalam mimpi ku

Bersama Pagi Dan Doa

Oleh Rainy Zikri

Bersama pagi aku buka jendela kebisuan dengan hati dan ingatan yang selalu tertuju pada mu

Telah ku sampaikan banyak ingin ku dan doa buat mu dan kita, bagi suatu masa yang akan membawa jiwa dan raga kita bertemu dalam takdir Nya

Bersama pagi yang dini.... Terbayang di mata hati ku....
Kau meng-imami aku dan ku aamiin kan setiap doa yang kau pinta pada Sang Kuasa....
Jelas takjub ku membayangkan mu ada di depan sajadah ku....

Tetesan ini tak dapat ku bendung....
Adakah kau sebuah masa yang senantiasa ku nantikan dan ku rindukan ?
Adakah kau sebuah ketulusan yang senantiasa menggenggamku dan mendekapku dalam kecintaan mu pada Nya ?
Adakah malaikat yang meng-aamiin kan setiap tutur doa ku saat meminta dan berharap pada Sang Kuasa ?

Persahabatan dengan mu adalah liputan kasih sayang berbalutkan cinta dan berhiaskan rindu yang meng-indahkan hari hari hampa ku

Mengingat setiap ucapan indah mu membangkitkan semangat dan kekuatan yang menghidupkan harapan ....
Aku ingin bahagia bersama mu

Sejauhnya kamu tak dapat ku raih dengan kedua tangan ku...
Sedalamnya laut tak sanggup ku seberangi tanpa mendayung perahuku....
Namun tak terhalang apapun hati dan ingatan mu bersemanyam dalam aliran darah ku....
Denyut nadi ku....
Setiap mimpi ku....
Setiap pagi dan malam ku.....

Tetaplah kita dalam sebuah persahabatan yang akan membawa kita pada cinta dan ibadah untuk Nya... hanya untuk Nya....

Bersama pagi saat ku buka jendela....
Bersama malam saat kembali ku tutup jendela....
Kau tetap berada dalam ingatan dan pelukan rindu ku...
Kututur dalam setiap doa yang akan kau rasakan dalam ingatan dan pelukan rindu mu juga....

PUISI SOSIAL

AKU SINGA YANG BEBAS

Warna keemasan yang mempesona
Gagah tegap dan bersahaja
Tiada gentar menghadapi dunia
Hanya takut dan tunduk kepada Allah SWT

Berdiri tegak menatap mentari
Biaskan rasa kekaguman dihati
Akan cahaya terang yang hadir kembali
Menyingkirkan gelap dan dingin yang menyelimuti

Aku menatap mu wahai alam
Terbang tinggi dibalik sang awan
Biarkanlah semua rasa sesal tenggelam
Dari bayangan kelam kehidupan

Aku sang predator yang terluka
Sang raja rimba yang kehilangan tahta
Namun aku tetap mengaum keras
Karena anganku tetaplah bebas

Aku singa yang bebas
Tak ingin imajinasiku terbatas
Menyapa semua kerabat
Walau dunia terlumuri hitam yang pekat

Aku singa yang bebas disini
Bermain dalam untaian puisi
Tetap tersenyum pada dunia
Walau pemburu maya mengusiknya

Dalam derai hujan aku bermain
Dalam badai jiwa aku bertahan
Meraih semua yang kuingin
Dengan kerja keras dan Berdo'a kepada Mu ya Tuhan

Tak ingin terikat...
Hingga nanti mataku tertutup rapat

oleh Ari Susanto  4 ever

JANGAN SAMPAI MEREKA BERDEMO

Sore yang indah...
Mentari sinarnya seakan memerah
Meredup disudut cakrawala barat
Sinar senja yang terasa hangat

Disudut halaman perumahan
Terlihat anak bermain dengan riang
Tertawa lepas tiada beban
Mengalirkan desiran kasih dan sayang

Berkumpul dan saling menyapa
Tiada terlihat anulir suatu dosa

Anak adalah generasi bangsa
Yang menikmati hidup dengan polosnya
Jangan poles mereka dengan dunia kita
Yang bertopeng tanpa retralika

Jangan sampai mereka ikut berdemo untuk kita
Mengalirkan keinginan untuk negara
Tentang hak yang sudah seharusnya
Mereka rasakan dengan lugunya

Mari kawan....
Kita didik generasi muda kedepan
Dengan Modal dasar keimanan
Sehingga kelak menjadi penyapu keadilan

Buat mereka tertawa....
Buat mereka bangga menjadi anak bangsa
Tersenyum dengan polosnya
Hingga tercermin nanti dewasa

oleh  Ari Susanto 4 ever

PUISI SOULFE

Ilalang

Oleh: Soulfe

Tenggelam ku dalam diam
Terpaku ku terbelenggu
Sorak sorai
Meruntuhkan sungginggan

Tawaku menciptakan nestapa
Nyaris diam bagai ilalang
Berucaplah
Apa ingkarku dihadapmu

Jangan hanya membisu
Menyaksikan diriku membatu
Jangan hanya menyir nyir
Menyalahkan sang takdir

Sesakku dalam kebhinekaan
Diamku dalam gunjingan
Denting pun menyaksi
Membekunya saliva ini

Retak

Oleh: Soulfe

Kau datang
Bagai angin yang melintas
Begitu cepat
Tak sesuai dengan harap

Meninggalkan rindu
Yang merambat menjadi candu
Kau menghilang
Tenggelam dalam hingar bingar

Retak,kau buat ku meratap
Bagai daun yang meranggas
Kau buat ku merana
Tenggelam dalam fana

PUISI TAUFIK ISMAIL

Sebuah Jaket Berlumur Darah

Sebuah jaket berlumur darah
Kami semua telah menatapmu
Telah pergi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun-tahun.

Sebuah sungai membatasi kita
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan ’Selamat tinggal perjuangan’
Berikara setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?.

Spanduk kumal itu, ya spanduk itu
Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan-bangunan
Menunduk bendera setengah tiang.

Pesan itu telah sampai kemana-mana
Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
Teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
Lanjutkan Perjuangan.


Puisi Kembalikan Indonesia Padaku
Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,
Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,
sebagian berwarna putih dan sebagian hitam,
yang menyala bergantian,
Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam
dengan bolayang bentuknya seperti telur angsa,
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam
karena seratus juta penduduknya,
Kembalikan
Indonesia
padaku
Hari depan Indonesia adalah satu juta orang main pingpong siang malam
dengan bola telur angsa di bawah sinar lampu 15 wat,
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang pelan-pelan tenggelam
lantaran berat bebannya kemudian angsa-angsa berenang-renang di atasnya,
Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,
dan di dalam mulut itu ada bola-bola lampu 15 wat,
sebagian putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,
Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih yang berenang-renang
sambil main pingpong di atas pulau Jawa yang tenggelam
dan membawa seratus juta bola lampu 15 wat ke dasar lautan,
Kembalikan
Indonesia
padaku
Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam
dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam
karena seratus juta penduduknya,
Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,
sebagian berwarna putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,
Kembalikan
Indonesia
padaku
Paris, 1971